Belo-Rupe, April-Agustus 2010.
Engkau telah mengajariku dahulu......
Sejak aku taman kanak-kanak hingga ku beranjak dewasa
Perilaku nan bijaksana mu selalu dan selamanya aku tiru....
Entah sampai
kapan aku akan melupa
Bapak dan Ibu
guruku yang tercinta
Adakah ananda
bisa berpesan
Janganlah engkau
merasa gundah gulana
Sebab ada orang
yang hendak menelan
Baik Buruk kita
hari ini
Sebenarnya bukan
diatur oleh orang perorang
Bilakah Bapak Ibu
guru hendak Mengkaji
Orang yang
bertindak senonoh bolehlah di perang
Janganlah Bapak
Ibu guruku jadi Pecundang
Sebab orang yang
berkuasa telah bertindak
Kamipun akan
selalu ada dibelakang
Siap siaga
mengamuk dan berteriak
Maafkanlah ananda
bila dinilai terlalu kasar
Sebab ananda
sudahlah tak tahan
Melihat tindak si
Penguasa besar yang gusar
Memindah menindih
tanpa kenal lahan
Sadarkah engkau
wahai pahlawan tanpa tanda jasa
Engkau tertindas
oleh politik hina dan dengki
Banyak sudah
selama ini kau rasa
Kenapa masih
berdiam diri
Kami sadar dan
kami mengerti Bahwa sabar itu dikasihani Tuhan
Tapi jangan
ajarkan pada kami untuk mempercundangi diri
Sebab apa yang
kami lihat dan saksikan
Cukup merasa
engkau telah ternodai
Sebuah pertikaian
yang berkepanjangan
Menghasilkan
penderitaan yang tiada tara
Sudah nasibmu
selalu sengsara
Tiada pula niatmu
untuk melawan
By. Yusuf S.Pd
Menyikapi
Pertikaian PGRI Kota Bima dan Walikota Bima serta mutasi para guru oleh Bupati
Bima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar